3/11/13

Bukan Pembelaan

Another random article. Cuma pengen nyalurin apa yang ada di kepala sekarang.

Ini bukan pembelaan, hanya meluruskan masalah agar tidak ada salah paham yang berkepanjangan.

Sebelumnya, saya atas nama 2nd Gen of UPW meminta maaf sebesar-besarnya atas insiden video ini dan ini.


Bukan maksud kami untuk memalukan nama jurusan UPW maupun untuk menghancurkan ruangan yang seharusnya menjadi Ticketing Lab ini.

Ya, tapi selalu ada sebab untuk semua kejadian.

We're not the first in 27 VHS who made this video. Yang pertama bikin video kayak gitu itu kelas 12 AP 1. Bukan untuk ikut-ikutan, kami akhirnya berencana bikin video itu just for fun. Just for fun.

You'd say, there's no problem with the dance or the video. The problem is the location.

Kenapa kami melakukan itu di ruangan ini? Sebenarnya, sudah ada yang mengingatkan soal hal itu. Tapi, karena kami tidak melihat adanya barang elektronik yang berpotensi akan kami rusak, makanya kami tetap melakukannya disini.

Hal yang berbeda pasti akan terjadi, apabila ruangan itu sudah lengkap dengan komputer dan alat pendukungnya yang mencerminkan akan sebuah ruangan laboratorium. Kami sudah tentu tidak akan berani menggunakan ruangan itu seenak udel kami sendiri. Kami sendiri masih bingung, ini sebenarnya lab atau kelas. Honestly, kami sendiri tidak nyaman dengan kondisi ruangan kelas yang seperti ini. Keuntungan yang kami punya cuma 2, yaitu AC dan stop-kontak listrik yang melimpah untuk charging laptop dan sesekali, handphone.

Bukan masalah mental gratisan atau tidak punya sense of belonging alias rasa memiliki, apalagi sampai tidak memikirkan adik kelas.

Kalo kami punya mental gratisan akut, bisa saja semua furnitur di ruangan ini sudah rusak dari jaman Jepang. Tapi, kami berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kondisi ruangan ini padahal kami tau kesempatan kami untuk menikmati ruangan ini sebenarnya sangat kecil.

Kalo kami ga punya sense of belonging dan ga mikirin adik kelas, buat apa kami merubah ruangan yang tadinya sebuah kelas menjadi sebuah ruangan lab-wannabe dengan mengangkat semua furnitur yang dibutuhkan, mulai dari meja, kursi, bahkan lemari? Buat apa kami menunda waktu pulang, cuma buat menunggui pemasangan Abacus?

Bukannya kami ga ikhlas buat ngelakuin itu semua, kami sangat ikhlas. Bagaimanapun, kami ingin jurusan ini bisa berdiri sejajar setidaknya di 27, syukur bisa punya nama sekalian.

Kita semua (kita, bukan hanya kami), punya andil dalam membangun jurusan ini. Gue ga punya rasa ragu sedikit pun soal dedikasi kalian semua. Tapi, masa sih cuma karena insiden yang gue bilang tidak terlalu penting ini, hubungan kita malah renggang? Dan ini terjadi di semester akhir kami. Kami ga mau malah meninggalkan kenangan yang jelek disini.

Kami mengaku salah. Oke, emang tindakan kami mungkin salah dan keterlaluan. Tapi maaf, kami juga tersinggung saat Anda memarahi kami dengan predikat-predikat yang tersebut diatas.

"Too much pride will kill you." - Unknown

With my best personal regard and respect,

Mr. Glass
All right reserved

P.S.
Saya pribadi merasa tersinggung saat Anda memarahi kami. Seumur-umur, baru kali ini gue dibilang goblok dan idiot. Ibu gue sendiri aja ga berani bilang anaknya goblok.

1 comment:

  1. Gitu aja kok repot ya, tapi kalau muridnya bego gurunya disebut apa ya ? katanya kalau guru kencing berdiri, ya terserah muridnya mau kencing gimana, masalah buat elo ?

    Iya sih salah caranya berekspresi, tapi apa mesti mengucapkan kata-kata yang bertendensi memvonis seperti itu.

    Udah kelas 12 lho, just think how to prepare the students to be ready to fight facing the wild of tourism world.

    ReplyDelete

Ehm, sudah tahu aturan komentar yang baik dan benar kan?